Jerman menjadi negara terbaru yang melarang operasi DeepSeek, platform kecerdasan buatan (AI) yang tengah menjadi sorotan. Regulator di negara tersebut telah memerintahkan Apple dan Google untuk segera menghapus aplikasi DeepSeek dari toko aplikasi mereka di Jerman. Keputusan ini diambil menyusul kekhawatiran serius terkait privasi data pengguna.
Komisaris Federal Berlin, Meike Kamp, menyatakan bahwa DeepSeek gagal memberikan jaminan yang memadai mengenai perlindungan data pengguna. “DeepSeek belum dapat memberikan bukti yang meyakinkan kepada agensi saya bahwa data pengguna Jerman dilindungi di Tiongkok pada tingkat yang setara dengan yang ada di Uni Eropa,” jelas Kamp, seperti dikutip dari Reuters pada Sabtu, 28 Juni.
Sebelum perintah pemblokiran ini dikeluarkan, regulator Jerman telah meminta DeepSeek untuk memenuhi persyaratan ketat terkait transfer data di Uni Eropa (UE). DeepSeek diberi kesempatan untuk secara sukarela menarik aplikasinya jika tidak dapat memenuhi standar tersebut. Namun, karena DeepSeek tidak menindaklanjuti permintaan ini, regulator mengambil langkah tegas dengan memerintahkan penghapusan aplikasi dari dua toko aplikasi terbesar di Jerman.
Sejarah Kontroversi DeepSeek terkait Keamanan Data
Pemblokiran di Jerman bukanlah insiden pertama bagi DeepSeek. Sebelumnya, platform AI ini juga telah dilarang beroperasi di Korea Selatan karena masalah keamanan serupa, yaitu pengambilan konten pengguna untuk perusahaan pihak ketiga di Tiongkok.
DeepSeek sendiri mengakui bahwa aplikasi tersebut menyimpan berbagai informasi sensitif pengguna, termasuk perintah, berkas yang diunggah, dan data pribadi lainnya, di server mereka yang berlokasi di Tiongkok. Pengakuan ini semakin memperkuat kekhawatiran global, termasuk dari Jerman, mengenai keamanan dan perlindungan data pribadi pengguna DeepSeek.